DELAPANTOTO – kembali menjadi sorotan internasional setelah mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra dibebaskan dari dakwaan hina raja. Keputusan ini memicu dinamika politik dan sosial yang signifikan, mengingat Thaksin masih menjadi figur kontroversial sekaligus berpengaruh di negeri gajah putih.
Pembebasan Thaksin disambut beragam reaksi. Pendukungnya melihat keputusan ini sebagai kemenangan hukum dan legitimasi politik, sementara kelompok oposisi menyatakan kekhawatiran atas potensi meningkatnya ketegangan sosial. Beberapa pengamat menilai bahwa langkah ini dapat memicu perdebatan baru mengenai batas kebebasan berekspresi dan sensitivitas terhadap monarki di Thailand.
Sejak keputusan itu, kota-kota besar seperti Bangkok mengalami peningkatan aktivitas politik. Beberapa pendukung Thaksin mengadakan perayaan simbolis, sementara kelompok anti-Thaksin menggelar unjuk rasa untuk menyuarakan ketidaksetujuan mereka. Aparat keamanan dikerahkan untuk menjaga ketertiban, terutama di sekitar Istana Raja dan pusat-pusat keramaian.
Situasi ini juga memengaruhi peta politik menjelang pemilu mendatang. Partai yang dekat dengan Thaksin diperkirakan akan semakin agresif dalam strategi politik mereka, sedangkan lawan politiknya berupaya memperkuat basis dukungan di kalangan masyarakat yang konservatif.
Keputusan pembebasan Thaksin menjadi momen penting yang menunjukkan kompleksitas politik Thailand, di mana hubungan antara monarki, hukum, dan kekuatan politik tetap menjadi isu sensitif dan menentukan arah dinamika nasional.
Sumber: masrendi.my.id

